Eleng's Weblog

Kusertakan Dia dalam setiap nafasku

MENANAM PEPAYA JILID III


     Mudah-mudahan berjalan lancar!. Belajar dari pengalam yang pernah dialami dalam menanam pepaya, dengan cara yang sangat sederhana. Maka selanjutnya kita beli buku panduan menanam pepaya dan melaporkan permasalahan kepada mbah Google bagaimana cara menanam pepaya yang baik dan benar. Akhirnya didapat banyak literatur dari berbagai blog tentang bagaimana cara menanam pepaya. Sungguh luar biasa manusia Indonesia, banyak orang hebat. . .

      Setelah mempelajari banyak cara budidaya pepaya, akhirnya tiba saat pencarian bibit yang baik. Hasil yang didapat dari penelusuran, bibit pepaya dibeli dari P. Amir Hamzah pemilik blog : http://www.agroprima.com/ atau http://blog.agroprima.com/. Pembelian dilakukan melalui transfer sejumlah uang ke no. rek. Bp. Amir. Berdasarkan kepercayaan akhirnya 1 sachaet bibit pepaya California dengan isi 250 biji dikirim langsung ke rumah.

      Saya mencoba untuk mencatat satu-persatu kegiatan menanam pepaya, mulai dari penyiapan benih, penyemaian dan nanti sampai dengan  penjualan. mudah-mudahan bisa berjalan lancar:

1.  Penyiapan Bibit & Penyemaian

– Tgl. 17 Okt 2011 bibit  direndam dalam air selama dua hari setelah itu ditiriskan dan ditaruh diatas koran.

– Tgl. 19 Okt 2011 menanam bibit ke polybag. Media yang digunakan adalah campuran antara tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Cara menanam yaitu tanah dilubangi sedalam ± 1 Cm, lebar secukupnya asal bibit bisa masuk. Setelah bibit dimasukkan kedalam lubang, selanjutnya ditutup dengan tanah.

2.  Pemeliharaan bibit

– Setiap hari bibit disirami dan diusahan tanah terlihat lembab. AlhamduLillahi Robbil Alamin bibit mulai tumbuh walaupun tidak serentak, dengan catatan per_Tgl. 27 Okt 2011 sd 09 Nop 2011 bibit telah tumbuh menjadi 160 pohon kecil dan 40 benih masih menjadi kecambah. Bibit yang telah tumbuh, kita biarkan sampai benar-benar menjadi bibit yang sehat selama ± 2 bulan. Dari 250 bibit yang tumbuh sempurna hanya 220 bibit. Ternyata penyemaian bibit pepaya butuh kesabaran dan ketelatenan.

3.  Penanaman bibit.

– Tgl.  3 sd 5 Januari 2012 membuat bedengan dan lubang tanam dikebun. Jarak antar lubang ± 2,5 M, Diameter lubang disesuaikan dengan kebutuhan ± 30 x 30 x 20 cm.  Sebelum bibit di pindahkan ke lubang, diberi pupuk kandang secukupnya terlebih dahulu.

– Tgl. 07 Januari 2012 memindahkan pohon dari polybag ke tanah. Pada saat memindahkan bibit dari polybag ke tanah dilakukan dengan hati-hati agar tanah pada akar tidak berhamburan. Untuk penyiraman tidak dilakukan karena sedang musim hujan.

4.  Pemupukan Tanaman.

* Tgl. 17 Januari 2012 memberi pupuk dengan porsi ;

– Urea – 25 %

– Ponska – 25%

– ZA – 50%

* Tgl. 28 Januari 2012 memberi pupuk dengan porsi ;

– Urea – 20%

– Ponska – 10%

– ZA – 35%

– TSP36 – 35%

* Tgl. 05 Februari 2012 memberi pupuk dengan porsi ;

– TSP36 – 35%

– ZA – 35%

– Urea – 15%

– KCL – 20%

Catatan Khusus :   

     Awas bahaya mengancam! Hehehe…kayak ada teror saja. Dua hari setelah pemupukan, ternyata ada beberapa pohon yang layu akan mati. “Waduh ada masalah apa ya? “ Penyelidikanpun  dilakukan bak seorang detektif. Yang pertama dilakukan adalah mencari ke berbagai literatur tentang hama atau penyakit yang sering terjadi pada tanaman Pepaya. Lalu yang kedua meneliti dengan cermat dan seksama, apakah yang sedang terjadi pada tanaman pepaya.

     Setelah melalu proses evaluasi yang cukup rumit didapat sebuah kesimpulan bahwa; Apa yang terjadi pada pohon pepaya disebabkan oleh adanya curan hujan yang cukup tinggi dan sinar matahari yang tidak maksimal menyinari bumi. sehingga mengakibatkan air yang berada pada bagian akar pohon tidak bisa langsung kering meresap kedalam tanah/dengan kata lain air menggenangi akar cukup lama. Seperti diketahui bahwa akar pohon pepaya yang terendam air cukup lama dapat mengundang penyakit jamur perusak akar sehingga menyebabkan tanaman layu dan akan mati.

     Selanjutnya  bedengan dan saluran parit kita perbaiki agar tidak sampai terjadi genangan. AlhamduLillahi Robbil Alamin hanya beberapa pohon saja yang mati. Pengalaman yang menyegarkan akan membuat kita selalu waspada terhadap berbagai kendala yang akan muncul . . .

Bersambung .. .

WUDHU


Salah satu syarat sahnya shalat adalah wudhunya harus benar. Oleh karena itu berikut adalah sebagian dasar dari bab wudhu.

SHAHIH AL BUKHARI

115. Diriwayatkan oleh (‘Atha bin Yasar): Ibn Abbas r.a berwudhu dan membasuh wajahnya (dengan cara berikut ini): Ia menciduk segenggam air, berkumur-kumur, lalu membasuh lubang hidungnya dengan air dan mengeluarkannya kembali. Kemudian dengan kedua belah tangannya ia menyiduk air lagi dan membasuh wajahnya, kemudian ia mengambil air lagi dan membasuh lengan kanannya. Setelah itu ia mengambil air lagi dan membasuh lengan kirinya dan mengusapkan tangannya (yang basah) ke atas kepalanya dan menyiduk lagi segenggam penuh air dan membasuh kakinya yang kanan (hingga pergelangan kakinya)  dan melakukan hal yang sama pada kakinya yang kiri, dan berkata, “Kulihat Rosulullah Saw, berwudhu dengan cara ini.” [1:142-S.A]

126. Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas r.a.: Nabi Muhammad Saw. Berwudhu dan mencuci bagian-bagian tubuh (yang harus dibasuh ketika sedang berwudhu) hanya satu kali. [1:159-S.A]

127. Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Zaid: Nabi Muhammad Saw. Berwudhu dan mencuci bagian-bagian tubuh (yang harus dibasuh ketika sedang berwudhu) dua kali. [1:160-S.A]

128. Diriwayatkan dari Humran (Pembantu [budak] ‘Ustman r.a.): Aku pernah melihat ‘Ustman meminta segayung air, (dan ketika air itu telah tersedia) ia menuangkan air itu ke (telapak) tangannya dan membasuhnya tiga kali dan kemudian memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah air dan membersihkan hidungya. Kemudian ia membasuh wajahnya dan bagian bawah tangannya hingga kedua sikunya tiga kali, mengusap rambut kepalanya dan membasuh telapak kakinya hingga ke pergelangan kakinya tiga kali. Kemudian ia berkata, “Rosulullah Saw. Bersabda, “jika seseorang berwudhu dengan caraku dan mendirikan sholat dua rokaat dengan khusuk maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” [1:160(A)-S.A.]

131. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah Saw. Pernah bersabda, “Apabila seseorang berwudhu hendaknya dia membersihkan (lubang) hidungnya dengan memasukkan air wudhu ke dalamnya dan mengeluarkannya kembali, dan siapapun yang membasuh bagian-bagian tertentu tubuhnya (penis atau anus, setelah buang air kecil atau besar) dengan batu hendaknya dalam bilangan yang ganjil. Dan siapapun yang (baru) bangun dari tidurnya hendaknya mencuci (telapak) tangannya terlebih dahulu sebelum berwudhu, karena ketika tidur tidak seorang pun yang tahu berada di mana tangan itu. “[1:163-S.A.]

143. Diriwayatkan dari Yahya Al-Mazini: Seseorang bertanya kepada ‘Abdullah bin Zaid r.a., “dapatkah kau tunjukkan padaku bagaimana cara Rosulullah Saw. Berwudhu?” (‘Abdullah bin Zaid) menjawab dengan mengiyakan dan meminta disediakan air. Ia menuangkan air itu ke tangannya dan membasuhnya dua kali, lalu membasuh mulutnya (berkumur-kumur) dan membasuh serta membersihkan hidungnya dengan memasukkan air ke dalam lubang hidungnya dan mengeluarkannya tiga kali. Ia membasuh wajahnya tiga kali dan setelah itu membasuh bagian bawah lengannya hingga kedua sikunya dua kali kemudian mengusap kepalanya dengan kedua telapak tangannya yang basah dari arah depan ke belakang dan mengulanginya (memulai dari arah depan sampai kebagian belakang kepala hingga ke tengkuknya dan mengulanginya dari arah depan lagi) kemudian membasuh kedua telapak kakinya sampai pergelangan kakinya. [1:185-S.A.]

SHAHIH MUSLIM

125. Diriwayatkan dari ‘Abdulllah bin Zaid bin ‘Ashim Al-Anshari r.a., sahabat Rasulullah Saw., bahwa pernah dikatakan kepadanya, “Berwudhulah kamu seperti wudhu Rasulullah Saw.!” Kemudian dia meminta bejana air; dia menuangkan air ke kedua tangannya dan mencucinya tiga kali. Setelaha itu, dia memasukkan tangannya untuk mengambil air, lalu berkumur-kumur dan menghirup air ke hidungnya dengan sebuah telapak tangannya tiga kali; dimasukkan lagi tangannya untuk mengambil air lagi, dia mencuci mukanya tiga kali; dimasukkan lagi tangannya untuk mengambil air dan mencuci kedua tangannya sampai kedua sikunya dua kali-dua kali; dimasukkan lagi tangannya ke dalam bejana dan dikeluarkan lagi. Setelah itu, dia mengusap kepalanya dari muka ke belakang dengan kedua tangannya; dia mencuci kedua kakinya sampai kedua mata kakinya. Setelah itu, dia berkata, “Demikianlah wudhu Rasulullah Saw.” (1:145-SM)

130. Diriwayatkan dari Humran, ‘Utsman bin ‘Affan: ‘Utsman pernah meminta air wudhu. Lalu dia berwudhu, dia membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, lalu berkumur-kumur dan membersihkan hidungnya (dengan memasukkan dan mengeluarkan air ke dalamnya), kemudian membasuh mukanya tiga kali, membasuh tangan kanannya sampai sikunya tiga kali, kemudian membasuh tangan  kirinya sampai sikunya tiga kali pula, kemudian mengusap kepalanya, membasuh kaki kanannya sampai kedua mata kakinya tiga kali. Setelah itu, membasuh kakinya yang kiri sampai kedua mata kakinya tiga kali pula. Setelah itu, dia berkata, “Saya melihat rasulullah Saw. Berwudhu sebagaimana saya berwudhu ini, lalu Rasulullah Saw bersabda, : barang siapa berwudhu sebagaimana wudhuku ini, lalu dia mengerjakan sholat dua rakaat dengan khusuk maka diampuni dosanya yang telah berlalu.””Ibn Syihab berkata, “Ulama kita berkata, ‘Begitulah wudhu seseorang yang paling sempurna untuk shalatnya.” (1:141-S.M.)

RINGKASAN KITAB AL UM

Cuplikan ayat Al-Quran : Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, Apabila kamu hendak mengerjakan Shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub, maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih), sapulah mukamu dan kedua tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. ” (Qs. Al Maa’idah(5): 6)

 

Imam Syafi’I berkata : Telah menyampaikan kepada kami Malik dari Amru bin Yahya Al Mazini, dari bapaknya, bahwa ia berkata, “Aku berkata kepada Abdullah bin Zaid Al Anshari, ‘Dapatkah engkau memperlihatkan kepadaku bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu?’ Maka Abdullah bin Zaid menjawab, ‘Ya’.

Lalu ia meminta air untuk berwudhu, kemudian dituangkan di atas kedua tangannya. Ia membasuh tangannya dua kali-dua kali, lalu berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidungnya tiga kali. Kemudian ia membasuh mukanya tiga kali, membasuh tangannya dua kali-dua kali sampai kepada siku, lalu membasuh kepalanya dengan kedua tangannya. Ia menggeser kedua tangannya ke depan lalu kebelakang. Ia memulai dengan bagian depan kepalanya, lalu menggeser kedua tangannya ke bagian tengkuknya, kemudian mengembalikan keduanya kepada posisinya semula. Selanjutnya ia membasuh kedua kakinya.” (HR. Bukhori, pembahasan tentang wudhu, bab “Membasuh kepala Semuanya”. Hal. 58 juz 1.)

Imam Syafi’I berkata : Saya lebih menyukai menyapu kepala tiga kali, namun sekali saja sudah cukup. Saya juga lebih menyukai menyapu bagia luar kedua telinga dan juga bagian dalamnya dengan air, selain dengan air yang digunakan untuk membasuh kepala, yaitu mengambil air untuk kedua telinga lalu dimasukkan dua jari pada bagian yang tampak dari lubang telinga yang bersambung ke bagian dalam kepala.

Apabila seseorang meninggalkan (tidak menyapu) dua telinga, maka ia tidak perlu mengulangi. Karena seandainya kedua telinga itu bagian dari muka, niscaya ia dibasuh bersamaan dengan ,membasuh muka; atau seandainya ia bagian dari kepala, niscaya ia akan diusap bersamaan dengan mengusap kepala.

Imam Syafi’I berkata : Ini bukanlah perbedaan riwayat, akan tetapi menunjukkan bahwa Rosulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ketika mengambil wudhu jumlah bilangannya ada yang tiga kali dan ada juga yang sekali saja. Yang sempurna dari semua itu adalah tiga kali. Akan tetapi apabila sekali saja, maka itu dianggap telah mencukupi.

Saya lebih menyukai apabila seorang membasuh muka, kedua tangan, kedua kaki dan (mengusap) kepalanya sebanyak tiga kali-tiga kali. Ketika mengusap kepala, hendaklah ia meratakannya. Apabila ia menyingkat mengusap kepala dengan sekali usapan saja, maka hal itu dianggap telah mencukupi, namun itulah yang paling sedikit dari yang seharusnya.

Apabila ia membasuh sebagian anggota tubuhnya dengan sekali basuhan, sebagian yang lain sebanyak dua kali, dan sebagia yang lain dengan tiga kali, maka hal itu telah dianggap mencukupi; karena satu kali apabila telah mencukupi pada seluruh anggota wudhu, maka sudah tentu mencukupi sebagiannya.

IMAN & TAKWA


 

Dalam setiap khutbah jum’at penekanan yang selalu disampaikan oleh khotib adalah mengajak untuk senantiasa beriman dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah S.W.T. Salah satunya seperti yang disampaikan oleh H. Ainur Rosiq dalam khutbah jum’atnya.

 – Menurut beliau, pengertian Iman adalah : dengan sungguh-sungguh dan dengan kesadaran penuh meyakini keEsaan Allah S.W.T.

–  Sedangkan pengertian Takwa adalah : Segenap hati dengan jiwa dan mental yang teguh senantiasa mengamalkan prinsip-prinsip dan amalan-amalan ajaran islam.

Belajar-belajar dan belajar, membaca-membaca dan membaca itu adalah salah satu cara agar kita bisa senantiasa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang hak dan mana yang batil, mana yang mesti dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Tetapi jangan lupa bahwa semua yang kita pelajari harus senantiasa di bimbing oleh seorang guru. Semoga kita senantiasa diberkahi Allah S.W.T. kekuatan Iman dan Takwa.

Amin.

MENANAM PEPAYA Jilid II


Pelajaran Ketiga.
     Walaupun mengalami kegagalan, kita tidak patah semangat. Kita ulangi lagi penanaman seperti cara yang pertama. Untuk penanaman yang kedua ini menunggu curah hujan mulai tidak begitu tinggi. Seperti sebelumnya! Penaman dengan tumpang sari. Hanya saja yang ditanam kali ini adalah kacang tanah. Bibit pepaya ditananam seperti sebelumnya. lubangi tanah sedalam ± 1 sd 2 Cm dengan lebar secukupnya, yang penting bibit bisa masuk. Jarak antar tanaman ± 1,5 sd 2 M.
     Untuk kali ini Alhamdulillah bibit berhasil tumbuh. Bibit yang kita buat sendiri berhasil tumbuh sebanyak 20 batang pohon, sedangkan bibit yang kita beli bisa tumbuh 80 batang. Ketika pohon sudah bisa tumbuh setinggi ± 10 Cm kita beri pupuk urea & ponska secukupnya dengan takaran kira-kira. Dan selanjutnya ketika sudah tumbuh lagi setinggi ± 20 Cm kita melakuan pemupukan lagi dengan pupuk yang sama dan takaran kira-kira. Terakhir ketika pohon sudah tumbuh setinggi ± 50 Cm. itulah terakhir kalinya kita memberi pupuk. Selanjutnya kita hanya melihat sejauh mana pohon ini berkembang dengan sendirinya. Hehehe… Maklum! Kita menanam ala kadarnya tanpa ilmu yang memadai…
Pelajaran Keempat.
     Inilah masa yang ditunggu, setelah lama menanti akhirnya datang juga. Kurang lebih sekitar 10 bulan pohon mulai berbuah. Dan masa yang paling menyenangkan adalah antara 1 sampai dengan  2 tahun. Ini adalah masa yang paling produktif. Pohon-pohon berbuah begitu segarnya, oh Nikmattt….
     Terbersit dihati bagaiman cara menjual buah pepaya ini! Dan inilah saat yang mendebarkan. Masa dimana buah harus dijual. Mula-mula coba kita bawah 5 biji pepaya ke penjual buah dipasar. Kita tawari mereka buah pepaya hasil panen kita. Dan tanpa diduga ternyata untuk masalah yang satu ini tidak begitu susah. Karena selama ada penjual buah dan kita mau berusaha untuk menawari mereka kebanyakan mereka akan mau membeli. Hal ini dikarenakan buah yang kita jual otomatis harganya lebih murah dibanding kiriman dari tempat lain yang lebih jauh. Walaupun kualitas tidak kalah dibanding dengan buah yang lain. Hari berikutnya, tanpa kita tawari lagi, mereka justru datang ke kebun kita untuk minta dikirimi lagi apabila buah sudah mulai masak…
Alhamdulillahi rabbil alamin. Selesai sudah pengalaman yang begitu indah.

MENANAM PEPAYA Jilid I


     Bagaimanakah cara menanam Pepaya? itulah yang terlintas dibenakku ketika berlibur ke Cilacap dengan keluarga. Kala itu aku melihat beberapa batang pohon pepaya dipekarangan sebuah rumah.  Pohonnya tidak begitu tinggi dan besar tetapi buahnya, wooowww begitu besar dan panjang bila dibandingkan dengan buah pepaya yang selama ini saya temui. Ternyata buah pepaya banyak jenisnya, dan yang satu ini jenisnya memang berbeda. Kembali ke pohon yang ada dipekarangan! Karena saking kepingin mendapat buahnya, aksi mulai dilancarkan. Dan selidik punya selidik, dengan rasa percaya diri akhirnya buah bisa jatuh ketangan. Tapi jangan dikira ngambil dengan cara yang tidak halal, tetapi meminta kepada yang empunya dengan dalih untuk dimakan dan utuk dibudidayakan dirumah… heheheh…
Pelajaran pertama.
     Melihat buah yang begitu menggiurkan, langsung saja buah kita kupas dan dimakan. Ternyata rasanya tak seindah buahnya, kurang berasa segar dan manis. Rasanya masih belum bisa mengalahkan pepaya jenis Bangkok. Walau demikian tekat sudah bulat, saya harus bisa menanamnya. Isi buah dijemur dibawah terik matahari sampai kering dan dibungkus koran untuk nantinya dibawah pulang. Sesampainya dirumah! Eh maaf ternyata rumah mertua di Ngawi.! Hehehe.. Maklum itu adalah lokasi kebunnya.!! Sebelum menanam bibit pepaya yang disiapkan tadi, tidak lupa mampir ke depot pertanian yang menyediakan berbagai macam bibit tanaman untuk membeli bibit pepaya jenis Bangkok. Rencana ini dilakukan untuk antisipasi atau perbandingan apabila pada saat menanam nanti, bibit tidak berhasil tumbuh semuanya.
Pelajaran Kedua.
     Setelah lama menanti akhirnya datang juga waktu yang tepat untuk menanam. kebun yang akan dipakai untuk menanam merupakan kebun tempat menanam jagung dan kacang tanah. Untuk proses penanaman kita harus menunggu musim hujan tiba, karena kebutuhan air untuk menanam di kebun mengandalkan turunnya hujan. Tanpa pikir panjang proses penanaman dimulai. Sebelum menanam pepaya, kebun ditanami bibit jagung terlebih dahulu. Maklum selama ini belum ada yang pernah menanam pepaya. Selain tumpang sari juga untuk mengalihkan perhatian dari pertanyaan para petani tetangga. Malu kaliii..’
     Biji jagung ditanam seperti pada umumnya, Sedangkan biji pepaya kita tanam langsung ke media tanah dengan cara kita lubangi tanah sedalam ± 1 sd 2 Cm dengan lebar secukupnya, yang penting bibit bisa masuk. Jarak antar tanaman ± 1,5 sd 2 M. Tanah rata tanpa ada gulutan. Penanaman tanpa diberi pupuk sama sekali seperti cara menanam jagung.
Alhamdulillah penanaman perdana ini tidak berhasil karena curah hujan yang cukup tinggi, sehingga mengakibatkan bibit menjadi busuk.
Bersambung . . .

Post Navigation